Hari pertama puasa 2016 membuat anak-anak Desa Karangasem begitu bersemangat. Banyak hal yang mereka lakukan menyambut bulan puasa, salah satunya membuat long (petasan).
Anak-anak di Desa Karangasem salah satunya, mereka juga membuat mainan sendiri. Long mereka buat dari kaleng susu bekas, yang direkatkan menggunakan lem kemudian dibentuk memanjang sekitar satu meter. Untuk menghasilkan bunyi mereka menggunakan pemantik korek api dan spiritus.
“Setiap masuk bulan puasa, setiap sore anak-anak ngumpul dan bermain. Biasanya mereka bermain long. Ya sebenarnya mengganggu tapi gakpapa asal mereka senang dan bisa hati-hati dalam bermain,” ungkap Nur Hayati (35) warga Desa Karangasem.
Dari pantauan mereka begitu bersemangat memainkan long rakitan mereka, untuk membunyikannya mereka menyemprotkan spiritus ke pangkal long kemudian merekan tutup dengan pemantik yang mereka tekan. Nur juga menambahkan bahwa mereka bermain long juga atas sepengetahuan orang tua mereka.
“Saya senang kalo sore bisa main bareng teman-teman sambil nunggu saat berbuka puasa. Mainnya juga cuma bunyiin long di pinggir sawah. Saya senang bisa bikin mainan sendiri, kalau beli petasan yang dibakar itu gak di bolehkan sama orang tua.” ujar Ervian (10).
Mereka mengaku mengumpulkan kalengnya dari meminta setiap rumah-rumah warga yang mereka datangi. “Disini tidak ada yang jual long yang seperti ini, kalaupun ada pasti harganya mahal. Kemarin long saya ditawar Rp 250.000 tapi tidak saya berikan.” Tambah Ervian.( Elisa Nur Fitria)
Anak-anak di Desa Karangasem salah satunya, mereka juga membuat mainan sendiri. Long mereka buat dari kaleng susu bekas, yang direkatkan menggunakan lem kemudian dibentuk memanjang sekitar satu meter. Untuk menghasilkan bunyi mereka menggunakan pemantik korek api dan spiritus.
“Setiap masuk bulan puasa, setiap sore anak-anak ngumpul dan bermain. Biasanya mereka bermain long. Ya sebenarnya mengganggu tapi gakpapa asal mereka senang dan bisa hati-hati dalam bermain,” ungkap Nur Hayati (35) warga Desa Karangasem.
Dari pantauan mereka begitu bersemangat memainkan long rakitan mereka, untuk membunyikannya mereka menyemprotkan spiritus ke pangkal long kemudian merekan tutup dengan pemantik yang mereka tekan. Nur juga menambahkan bahwa mereka bermain long juga atas sepengetahuan orang tua mereka.
“Saya senang kalo sore bisa main bareng teman-teman sambil nunggu saat berbuka puasa. Mainnya juga cuma bunyiin long di pinggir sawah. Saya senang bisa bikin mainan sendiri, kalau beli petasan yang dibakar itu gak di bolehkan sama orang tua.” ujar Ervian (10).
Mereka mengaku mengumpulkan kalengnya dari meminta setiap rumah-rumah warga yang mereka datangi. “Disini tidak ada yang jual long yang seperti ini, kalaupun ada pasti harganya mahal. Kemarin long saya ditawar Rp 250.000 tapi tidak saya berikan.” Tambah Ervian.( Elisa Nur Fitria)
0 komentar:
Posting Komentar